KONSEP DASAR KEHAMILAN

Filosofi dan Ruang Lingkup Asuhan Antenatal
Filosofi Asuhan Antenatal
Filosofi adalah nilai atau keyakinan atau kepercayaan yang mendasari seseorang untuk berperilaku sehingga mempengaruhi pola hidupnya.
Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson & Vaughan, 1986 cit. Bryar, 1995:17). Pada prinsipnya philosofi asuhan kehamilan merujuk pada philosofi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan antara lain :  
a.      Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses pathologis, tetapi dapat menjadi pathologi/ abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi – intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi.
b.      Setiap perempuan berkepribadian unik, dimana terdiri atas, bio, psiko sosial yang berbeda, sehingga dalam memperlakukan pasien / klien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.
c.       Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat dilakukan dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui penyuluhan / konseling pemenuhan kebutuhan ibu hamil maupun dengan upaya preventif misalnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan pemberian tablet tambah darah dan lain sebagainya.
d.      Perempuan mempunyai dan memutuskan tentang kesehatan, siapa dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan.
e.      Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif (pencegahan) dan promotif (Peningkatan kesehatan).
f.        Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan teknologi dilakukan hanya atas indikasi.
g.      Membangun kemitraan dengan profesi lain untuk memberdayakan perempuan.
h.      Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan .
i.        Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered). Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil.Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi
j.        Anggota keluarga.
Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan. Seorang bidan harus memahami bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis, walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi sejak awal karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian. Proses kelahiran meliputi kejadian fisik, psikososial, dan kultural. Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan, keluarga dan masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan sebagai satu kesatuan yang utuh
Ruang Lingkup Asuhan Antenatal
Dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh, adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil:
a.      Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisa tiap  kunjungan pemeriksaan ibu hamil.
b.      Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
c.       Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri (TFU) posisi/presentasi dan penurunan Janin.
d.      Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan penurunan janin
e.      Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan fetoskope/ pinar dan gerakan janin dengan palpasi
f.        Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)
g.      Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
h.      Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungan dengan komplikasi
i.        Memberikan penyuluhan tanda – tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan
j.        Melakukan penatalaksanan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat 1, abortus iminens dan preeklamsia ringan
k.       Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan.
l.        Memberikan imunisasi
m.    Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penangananya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat PEB dan hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, edema yang signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, epigastrium karena hipertensi, persangkaan polihidramion, DM, kelainan konginital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual, vaginitis,infeksi saluran kencing.
n.      Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan,kelahiran dan menjadi orang tua.
o.      Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan,keamanan, dan merokok.
p.      Penggunaan secara aman jamu dan obat – obat tradisional yang tersedia
q.      Konsepsi :
Bersatunya ovum dan sperma yang didahului oleh ovulasi dan inseminasi
r.       Ovulasi :
Runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium bila ovum gagal bertemu dalam waktu 2 x 24 jam → mati/hancur
s.       Inseminasi :
Keluarnya sperma dari urethra pria kedalam vagina wanita. Sperma bergerak melalui uterus → tuba fallopi dengan kecepatan 1 kaki/jam. Alat gerak sperma → Ekor dengan panjang rata-rata 10x bagian kepala
t.        Asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.


Prinsip Pokok Asuhan Antenatal
Prinsip merupakan dasar atau azas kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Sebagai seorang bidan dalam melakukan asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas pokok dan fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar kewenangan atau mal praktik. Selain harus memiliki kompetensi, bidan dalam melaksanakan asuhan harus berpegang pada Undang – Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992; Kepmenkes 900 tahun 2002 tentang registrasi dan praktik bidan, pelayanan dilaksanankan sesuai standar pelayanan kebidanan dan standar profesi bidan.
Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-prinsip asuhan kebidanan. Lima prinsip-prinsip utama asuhan kebidanan adalah :
a.      Kelahiran adalah proses yang normal :
Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal, alami dan sehat. Sebagai bidan, kita membantu dan melindungi proses kelahiran tersebut. Sebagai bidan kita percaya bahwa model asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran normal, adalah yang paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama kehamilan dan kelahiran.
b.      Pemberdayaan :
Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan seringkali tahu kapan mereka akan melahirkan. Keyakinan dan kemampuan ibu untuk melahirkan dan merawat bayi bisa ditingkatkan atau dihilangkan oleh orang yang memberikan asuhan padanya dan oleh lingkungan dimana ia melahirkan. Jika kita bersikap negatif atau kritis, hal ini akan mempengaruhi si ibu. Hal ini juga dapat mempengaruhi lamanya waktu persalinan. Kita, sebagai bidan, harus membantu ibu yang melahirkan daripada untuk mencoba mengontrol persalinannya. Kita harus menghormati bahwa ibu adalah aktor utama dan penolong persalinan adalah aktor pembantu selama proses kelahiran.
c.       Otonomi :
Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat membuat suatu keputusan. Kita harus tahu dan menjelaskan informasi yang akurat tentang resiko dan keuntungan semua prosedur, obat-obatan dan tes. Kita juga harus membantu ibu dalam membuat suatu pilihan tentang apa yang terbaik untuk diri dan bayinya berdasarkan nilai dan kepercayaannya (termasuk kepercayaan-kepercayaan budaya dan agama)
d.      Jangan Membahayakan :
Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat indikasi-indikasi yang spesifik. Pengobatan pada kehamilan, kelahiran atau periode pasca persalinan dengan tes-tes ”rutin”, obat atau prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya. Misalnya prosedur-prosedur yang keuntungannya tidak mempunyai bukti termasuk episiotomi rutin pada primipara, enema dan pengisapan pada semua bayi baru lahir. Bidan yang terampil harus tahu kapan harus melakukan sesuatu. Asuhan selama kehamilan, kelahiran dan pasca persalinan, seperti halnya juga penanganan komplikasi harus dilakukan berdasarkan suatu bukti.
e.      Tanggung Jawab :
Setiap penolong persalinan harus bertanggung jawab terhadap kualitas asuhan yang ia berikan. Praktek asuhan maternitas harus dilakukan berdasarkan kebutuhan ibu dan bayinya, bukan atas kebutuhan penolong persalinan. Asuhan yang berkualitas tinggi, berfokus pada klien dan sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah sekarang ini adalah tanggung jawab semua bidan.

Tujuan ANC (Antenal Care)
a.   Tujuan umum:
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi
3.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
4.      Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi.
5.      Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medic, bedah, atau obsteri selama kehamilan.
6.      Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadap komplikasi.
7.      Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial
b.   Tujuan khusus :
1.      Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit – penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
2.      Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, nifas
3.      Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
( Manuaba,1998,129).


Tujuan Asuhan Antenatal terfokus meliputi :
1.    Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup melalui :
a.     Pendidikan dan konseling kesehatan tentang :
1) Tanda-tanda bahaya dan tindakan yang tepat
2) Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta hidrasi
3) Persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera
4) Pencegahan dan pengenalan gejala-gejala PMS
5) Pencegahan malaria
b.     Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi persalinan komplikasi
c.     Penyediaan TT
d.      Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium dan kalsium
e.      Penyediaan pengobatan/pemberantasan penyakit cacing dan daerah endemi malaria
f.       Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan kesiapan menghadapi persalinan
2. Deteksi dini penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin :
a.   Anemia parah
b.   Proteinuria
c.    Hypertensi
d.    Syphilis dan PMS
e.    HIV
f.      Malpresentasi janin setelah minggu ke 36
g.    Gerakan janin dan DJJ
3.    Intervensi yang tepat waktu untuk menatalaksana suatu penyakit atau komplikasi
a.        Anemia parah
b.        Pendarahan selama kehamilan
c.        Hypertensi, pre-eklamsia dan eklamsia
d.        Syphilis, chlamidia, GO, herpes serta PMS lainnya
e.        HIV
f.         Malpresentasi setelah minggu ke- 36
g.        Kematian janin dalam kandungan
h.        Penyakit lainnya seperti TBC, diabetes, hepatitis, demam reumatik

Isi asuhan antenatal terfokus
Setiap wanita hamil yang melahirkan atau nifas mengalami resiko komplikasi yang serius dan mengancam jiwanya. Meskipun pertimbangan ’resiko’ ini bisa digunakan oleh individu-individu bidan, perawat dan dokter untuk menyusun advise pengobatan. Kadang kala wanita hamil yang beresiko rendah sering terabaikan sehingga mengembangkan komplikasi dan wanita hamil yang memiliki RESTI malah melahirkan tanpa masalah sama sekali.
1.   Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi
a.     Pendidikan kesehatan yang bersifat mengikut sertakan dan tidak memecahkan masalah kekhawatiran daripada klien sering sekali ’dipersyaratkan’ sebagai bagian dari asuhan antenatal yang rutin
b.     Para klien harus dilibatkan sebagai peserta aktif dalam pendekatan terhadap pendidikan beserta pemecahan masalahnya
c.     Kesiapan mental untuk melahirkan dan mengasuh kelahiran yang akan dating
2.   Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat
a.     Rencana persalinan : tempat persalinan, penolong yang terampil, serta perlengkapan ibu & bayi, transportasi yang inovatif serta sistem perujukannya, dana darurat.
b.     Asuhan antenatal secara terus menerus terfokus pada klien serta lingkungannya untuk memaksimalkan kesempatan memperoleh hasil kehamilan yang sehat ibu dan anak.

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (280 hari/ 40 mgg) atau 9 bulan 7 hari. Periode dalam kehamilan terbagi dalam 3 triwulan/trimester :
1.      Trimester I awal kehamilan sampai 14 mg
2.      Trimester II kehamilan 14 mg – 28 mg
3.      Trimester III kehamilan 28 mg – 36 mg/ 40 mg

SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN
Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat medis dan obstetri serta temuan-temuan fisik yang lalu. Tujuan dari penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu ini untuk mendapatkan asuhan yang khusus. Sekarang kita telah mengetahui bahwa penilaian resiko tidak mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu yang mana yang akan mempunyai masalah selama persalinan. Mengapa penilaian resiko tidak lagi digunakan? Ia tidak lagi dipergunakan karena setiap ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi dan harus mempunyai jangkauan kepada asuhan kesehatan maternal yang berkualitas. Hampir tidak mungkin memperkirakan ibu hamil yang mana yang akan menghadapi komplikasi yang akan mengancam keselamatan jiwa secara akurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan ”beresiko tinggi” yang tidak mengalami komplikasi apapun. Misalnya : seorang ibu yang tingginya kurang dari 139 cm mungkin akan melahirkan bayi seberat 2500 gram tanpa masalah. Demikian juga, seorang ibu yang mempunyai riwayat tidak begitu berarti, kehamilan normal dan persalinan yang tidak berkomplikasi mungkin saja mengalami perdarahan pasca persalinan
Dalam suatu studi di Zaire, dengan menggunakan berbgai macam metode, formula dan skala untuk melakukan penapisan ”resiko” diteliti. Studi ini menemukan bahwa 71 % ibu yang mengalami partus macet tidak digolongkan ke dalam kelompok beresiko sebelumnya. Sebagai tambahan, 90 % ibu-ibu yang diidentifikasi ”beresiko” tidak mengalami komplikasi. Kebanyakan ibu-ibu yang mengalami komplikasi tidak mempunyai faktor resiko dan digolongkan ke dalam kelompok ”beresiko rendah”. Suatu contoh seorang ibu yang beresiko rendah adalah berumur 24 tahun, G2 P1 tanpa faktor resiko dan persalinan normal yang melahirkan bayi 3 kg dan mengalami perdarahan 1000 cc karena atonia uteri

STANDAR ASUHAN KEHAMILAN, Kebijakan program : Anjuran WHO
1.       Trimester I  : Satu kali kunjungan
2.       Trimester II : Satu kali kunjungan
3.       Trimester II : Dua kali kunjungan

Standar Minimal Asuhan Antenatal : “7 T”
1.      Timbang berat badan
 yaitu hal pertama yang dilakukan dalam standar minimal ANC adalah menimbang berat badan pasien hamil untuk mengetahui peningkatan berat badan ibu apakah normal atau mengacu pada ke abnormalnya.
2.      Tekanan darah.
setelah menimbang berat badan maka dilakukan pengukuran tekanan darah untuk mengetahui tekanan darah pasien. Tekanan darah ini dapat mengacu pada keabnormalan kehamilannya jadi perlu diwaspadai adanya peningkatan atau penurunan yang terlalu besar.
3.      Tinggi fundus uteri.
Setelah melakukan tindakan pemeriksaan yang sebelumnya maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan tinggi fundus dengan pemeriksaan leopolt dari leopold I sampai IV, sesuai yang dibutuhkan untuk mendukung diagnosis.
4.      Tetanus toxoid.
Setelah ,melakukan pemeriksaan standar pada ibu hamil maka standar ANC yang dilakukan selanjutrnya adalah imunisasi TT (tetanus toxoid) untuk mencegah infeksi tetanus.
5.      Tablet Fe
T yang kelima adalah pemberian tablet Fe atau tablet tambah darah hal ini terutama diberikan pada ibu hamil untuk mempersiapkan ibu menyambut persalinan. Untuk mencegah kehilangan darah yang terlalu besar selama kehamilan.
6.      Tes PMS.
Tes PMS dilakukan untuk mengetahui kemungkinan penyakit menular seks yang  dapat mempengaruhi kehamilan baik dari ibu yang mengandung, suami  atau keluarga terdekat
7.      Temu wicara.
Temu wicara dalam hal ini adalah komunikasi dalam bentuk konseling yang dilakukan antara ibu hamil dan pasien kandungan

Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan.

Standar Asuhan Antenatal
Ruang lingkup standart pelayanan kebidanan meliputi 24 standart yang dikelompokan sebagai berikut :
A.     Standart pelayanan umum ( 2 standart )
-    Standar 1 : Pemeriksaan umum
-    Standar 2 : Pemeriksaan fisik
B.      Standart pelayanan antenatal ( 6 standart )
-    Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motifasi untuk pemeriksaan dini dan teratur.
-    Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Sedikitnya 4 kali pelayanan kehamilan pemeriksaan meliputi : Anamesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan resiko tinggi nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk.
-    Standar 5 : Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
-    Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan  sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
-    Standar 7 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujukknya.
-    Standar 8 : Persiapan persalinan.
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta  keluarganya pada trimester ke 3, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba – tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini
C.      Standart pertolongan persalinan ( 4 standart )
-    Standart 9 : asuhan persalinan kala I
-    Standart 10 : persalinan kala II yang aman
-    Standart 11 : penatalaksanaan aktif kala III
-    Standart 12 : kala II dengan gawat janin melalui episiotomy
D.     Standart pelayanan nifas ( 3 standart )
-    Standart 13 : perawatan bayi baru lahir
-    Standart 14 : penanganan pada duan jam pertama persalinan
-    Standart 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
E.      Standart penanganan kegawat daruratan obstetrib – neonatal ( 9 standart )
-    Standart 16 : penanganan perdarahan pada kehamilan trimester III
-    Standart 17 : penanganan kegawatan pada eklampsia
-    Standart 18 : penanganan kegawatan pada partus lama/ macet
-    Standart 19 : persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor
-    Standart 20 : penanganan retensio placenta
-    Standart 21 : penanganan perdarahan post partum primer
-    Standart 22 : penanganan perdarahan post partum sekunder
-    Standart 23 : penanganan sepsis puerpuralis
-    Standart 24 : penanganan asfiksia neonatorum 
Sebagai profesional bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus sesuai dengan standard pelayanan kebidanan yang berlaku. Standard mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standard pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bila pelayanan yang diberikan tidak memenuhi standard dan terbukti membahayakan.
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

Program ANC Terintegrasi
a.      Malaria
b.      Tuberculosis
c.       HIV dan PMTCT
d.      Sifilis
e.      Anemia
f.        KEK
g.      Gondok endemic
h.      Kecacingan
i.        Tetanus neonatorum
j.        Intelegensia anak

Hak-hak Wanita Hamil
Sebagaimana hak pasien pada umumnya ibu hamil mempunyai hak-hak yang sama dengan hak klien/ pasien dan juga mempunyai hak antara lain:
1.   Wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif, yang diberikan secara bermartabat dan dengan rasa hormat
2.   Asuhan harus dapat dicapai, diterima, terjangkau untuk/ semua perempuan dan keluarga
3.   Wanita berhak memilih dan memutuskan tentang kesehatannya
4.   Wanita hamil berhak mendapat penjelasan oleh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan tentang efek-efek potensial langsung/tidak langsung dari penggunaan obat atau tindakan selama masa kehamilan, persalinan. Kelahiran atau menyusui
5.   Wanita hamil berhak mendapat informasi terapi alternatif sehingga dapat mengurangi atau meniadakan kebutuhan akan obat dan intervensi obstetric
6.   Pasien kebidanan berhak untuk merawat bayinya sendiri bila bayinya normal
7.   Pasien kebidanan berhak memperoleh informasi tentang siapa yang akan menjadi pendampingnya selama persalinan dan kualifikasi orang tersebut
8.   Pasien kebidanan berhak memperoleh/memiliki catatan medis dirinya serta bayinya dengan lengkap, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
9.   Wanita hamil berhak mendapat informasi efek tindakan yang akan dilakukan baik pada ibu & janin
10.  Wanita hamil berhak untuk ditemani selama masa-masa yang menegangkan pada saat kehamilan & persalinan
11.  Pasien kebidanan berhak memperoleh catatan perincian biaya RS/tindakan atas dirinya.
12.  Wanita hamil berhak mendapat informasi sebelum/bila diantisipasi akan dilakukan SC
13.  Wanita hamil berhak mendapat informasi tentang merk obat dan reaksi yang akan ditimbulkan atau reaksi obat yang pernah dialaminya
14.  Wanita hamil berhak mengetahui nama-nama yang memberikan obat-obat atau melakukan prosedur tindakan
15.  Wanita hamil berhak mendapat informasi yang akan dilakukan atasnya
16.  Wanita hamil berhak memilih konsultasi medik untuk memilih posisi yang persalinan yang dapat mnurunkan stress

Tenaga Professional Asuhan Kehamilan
Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan merupakan tenaga professional dan bukan dukun.

Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Kehamilan
a.      Peran dan tanggung jawab bidan
Pada setiap tingkat masyarakat dan negara terdapat tindakan yang dapat diambil oleh bidan untuk membantu memastikan bahwa ibu-ibu tidak akan meninggal dalam kehamilan dan kelahiran. Tindakan yang dapat dilakukan pada beberapa tindakan antara lain:
1.      Rumah dan masyarakat.
a.   Membagi apa yang diketahui oleh anda.
Bidan dapat mengajar ibu-ibu, anggota masyarakat lainnya, bidan-bidan lain dan petugas kesehatan lainnya tentang tanda-tanda bahaya. Ia juga dapat membagi informasi tentang dimana mencari petugas dan fasilitas kesehatan yang dapatmembantu jika tanda-tanda bahaya terjadi. Ia dapat menekankan alasan dan keuntungan didampingi oleh penolong kesehatan yang terampil pada saat persalinan selain mempromosikan dan menunjukkan perilaku yang sehat. Bidan juga harus mengajarkan sesuatu berdasarkan kebutuhan orang yang ia layani.
b.      Jaringan promosi kesehatan.
Bidan harus melakukan kontak yang positif dengan pemuka-pemuka masyarakat, selain ibu-ibu yang lebih tua dan gadis-gadis muda di dalam masyarakatnya. Ia dapat mengajari keluarga dan masyarakat bagaimana mengenali ibu yang memerlukan asuhan kegawatdaruratan dan bagaimana mengatur asuhan tersebut (dana darurat, pola menabung, transportasi, komunikasi, donor darah).
c.       Membangun kepercayaan.
Bidan harus berperilaku yang memberikan rasa hormat kepada ibu dan keluarga yang ia layani. Membangun kepercayaan adalah suatu keterampilan penyelamatan jiwa. Jika seorang bidan memiliki keterampilan teknis untuk menangani eklampsia atau perdarahan pasca persalinan, tetapi ia tidak dipercaya, maka tidak ada seseorangpun yang akan meminta bantuannya. Walaupun seorang bidan mempunyai keterampilan teknis untuk menyelamatkan jiwa seorang ibu, tetapi tidak memiliki kepercayaan dari ibu tersebut, ia tidak akan diberikan kesempatan untuk mempergunakan keterampilannya dan menyelamatkan jiwa si ibu tadi.
2.      Pusat kesehatan atau rumah bersalin.
a.      Asuhan yang berkualitas.
Memberikan asuhan yang berkualitas pada kelahiran akan membantu mencegah komplikasi, mendeteksi masalah lebih dini dan kemampuan untuk mengatur , menstabilisasi dan merujuk masalah yang memerlukan penanganan di rumah sakit.
b.      Penatalaksanaan kegawadaruratan awal
Memberikan penatalaksanaan awal perdarahan pasca persalinan, eklampsia, sepsis, aborsi yang tidak aman dan partus macet sangat penting untuk menyelamatkan jiwa ibu.
c.       Memberikan contoh yang baik.
Bidan harus memberikan contoh yang baik kepada bidan lain, petugas kebersihan dan staf yang lain. Bidan harus memberikan contoh pelaksanaan dan pencegahan infeksi yang baik dan keterampilan-keterampilan interpersonal yang berkualitas.
3.      Rumah sakit.
a.      Penatalaksanaan Komplikasi
Memberikan pelayanan seperti bantuan vacum ekstraksi, magnesium sulfat, antibiotik intra vena, plasenta manual, tranfusi darah dan operasi sesar yang sangat penting.
b.      Memberikan contoh yang baik.
Bidan harus mengajarkan dan memberikan contoh, asuhan maternitas yang berkualitas, termasuk keterampilan berkomunikasi secara interpersonal kepada semua kolega.
Adapun peran dan tanggung jawab bidan menurut fungsi bidan antara lain :
1.Peran
a.      Pelaksana: memberi asuhan/ pelayanan. Bidan mempunyai 3 (tiga) tugas utama yaitu: mandiri, kolaborasi, dan rujukan
Ada 7 langkah utama:
1.   Mengkaji
2.   Menentukan Diagnosa
3.   Menyusun rencana tindakan
4.   Melaksanakan tindakan
5.   Evaluasi
6.   Tindak lanjut
7.   Dokumentasi
b.      Pengelola: menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan ibu hamil, berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan kehamilan
c.       Pendidik: melakukan penyuluhan, mendidik siswa bidan/ calon bidan
d.      Peneliti: melakukan penelitian kebidanan
2.Kewajiban Bidan
a.   Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standart profesi dengan menghormati hak-hak klien
b.   Wajib merujuk, memberi kesempatan klien ibadah, menjaga rahasia, memberikan informasi, inform consent, dokumentasi, kerjasama pihak lain.
Secara garis besar peran dan tanggung bidan di lapangan dalam asuhan kehamilan adalah sebagai berikut
1.      Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yg mungkin terjadi
2.      Mendeteksi dan mengobati komplikasi yg mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah, maupun tindakan obstetric
3.      Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental, dan social ibu serta bayi dengan membrikan pendidikan, suplemen dan imunisasi
4.      Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui masa nifas yg normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan sisoal

TREND DAN ISSUE DALAM ANC
Isu terkini dalam asuhan kebidanan yang beredar dimasyarakat saat ini diantaranya adalah Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri (self care), ANC pada usia kehamilan lebih dini dan Terminologi yang umum pada ANC
1.      Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri ( self care)
Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama hamil semakin meningkat, tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas kesehatan secara pasf tapi sekarang cenderung lebih aktif dalam mencari informasi dan berperan lebih aktif dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapat kan outcome kehamilan yg lebih baik
Perubahan yang nampak terjadi sebagian besar terjadi di kota – kota besar dimana klinik ANC baik itu milik perorangan, yayasan swasta maupun pemerintahan sudah mulai memberikan pelayanan, kemampuan klien dalam merawat diri sendiri  dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien maupun system pelayanan kesehatan karena potensinya yg dapat menekan biaya perawatan

2.      ANC pada usia kehamilan lebih dini
Data statistic mengenai kunjungan ANC trimester pertama menunjukkan peningkatan yang signifikan, hal ini sangat baik sebab memungkinkan profesional kesehatan mendeteksi dini dan segera menangani masalah – masalah yg timbul sejak awal kehamilan. Kesempatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan perilaku yg diperlukan selama hamil juga lebih banyak 
3.      Praktek yg berdasarkan bukti (evidence based practice)
Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari seluruh penjuru dunia. Rutinitas yg tidak terbukti manfaatnya kini tidak dianjurkan lagi, sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan ANC, sebagai berikut :
a.      Kunjungan ANC
-    Dilakukan minimal 4 x selama kehamilan
-    Trimester I : Sebelum 14 minggu - Mendeteksi masalah yg dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa, Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan tradisional yang berbahaya), Membangun hubungan saling percaya, Memulai persiapan kelahiran & kesiapan menghadapi komplikasi, Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan , olahraga, istirahat, seks, dsb).
-    Trimester II 14 – 28 minggu - Sama dengan trimester I ditambah : kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)
-    Trimester III 28 – 36 minggu - Sama, ditambah : deteksi kehamilan ganda.
-    Setelah 36 minggu - Sama, ditambah : deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.
b.      Pemberian suplemen mikronutrien :
Tablet yang mengandung FeSO4 320 g sebanyak 1 mg (= zat besi 60 mg) dan asam folat 500 segera setelah rasa mual m tablet/hari hilang. Pemberian selama 90 hari (3 bulan). Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh / kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.
c.       Imunisasi TT 0,5 cc
-    Interval Lama perlindungan % perlindungan
-    TT 1 Pada kunjungan ANC pertama
-    T 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80%
-    TT 3 6 bln setelah TT 2 5 tahun 95%
-    TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99%
-    TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 th/ seumur hidup 99%

TERMINOLOGI YANG UMUM PADA ANC
1.      Abortus adalah pengeluaran buah kehamilan (hasil konsepsi) sebelum akhir minggu ke 20.
2.      ANC (antenatal care) adalah asuhan yang diberikan untuk ibu sebelum persalinan atau prenatal care
3.      Antenatal / antepartum adalah sebelum persalinan
4.      Neonatal dini adalah tujuh hari pertama setelah bayi lahir (usia bayi 0-7 hari)
5.      Ektopik adalah suatu kehamilan yang terjadi diluar rahim
6.      DJJ (Detak Jantung Janin): dihitung selama 1 menit dengan nilai normal 120 sampai 160 permenit
7.      Gestasi adalah usia kehamilan atau lamanya waktu sejak konsepsi
8.      Gravida adalah jumlah berapa kali seorang wanita hamil / jumlah kehamilan
9.      HB/ haemoglobin adalah salah satu tindakan laboratorium yang dilakukan pada asa antenatal care
10.  Intrapartum adalah selama dalam persalinan
11.  IUFD adalah Intra Uterine Fetal Death atau kematian janin dalam rahim
12.  IUGR atau Intra Uterine Growth retardation/ Restriction adalah pertumbuhan janin yang terlambat didalam rahim
13.  LMP adalah Last Menstrual period atau hari pertama haid terakhir
14.  Multigravida adalah seorang wanita yang sudah pernah hamil 2 kali atau lebih
15.  Multipara adalah seorang wanita yang sudah mengalami hamil dengan usia kehamilan minimal 28 minggu dan telah melahirkan buah kehamilannya 2 kali atau lebih
16.  Neonatal adalah 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia bayi 0-28 hari)
17.  Nulligravida adalah seorang wanita yang belum pernah hamil
18.  Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan dengan usia kehamilan lebih dari 28 minggu/ belum pernah melahirkan janin yang mampu hidup diluar rahim
19.  Paritas atau para adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu)
20.  Parturience adalah seorang wanita yang sedang dalam persalinan
21.  Parturient atau confinement adalah proses persalinan dan kelahiran
22.  Perinatal adalah periode antara 28 minggu usia kehamilan dan hari ke 28 setelah bayi lahir
23.  Postnatal atau postpartum adalah masa setelah persalinan
24.  PPH atau Postpartum Hemorrhage adalah perdarahan yang hebat setelah persalinan / perdarahan paska persalahan
25.  Premature adalah seorang bayi yang lahir pada usia kehamilan antara 28 dan 37 minggu
26.  Prenatal adalah selama kehamilan
27.  Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
28.  Primipara adalah seorang wanita yang baru pertama kali melahirkan dimana janin mencapai usia kehamilan 28 minggu atau lebih\
29.  Aterm atau full term adalah seorang bayi yang lahir setelah usia kehamilan 37 minggu
30.  Trimester adalah periode selama 3 bulan
(Buku Panduan Asuhan pada Antenatal, Depkes RI, 2000)

EVIDENCE BASED (Suatu kajian berdasarkan bukti) dalam asuhan antenatal
Praktik berdasarkan penelitian merupakan penggunaan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan tentang asuhan pasien secara individu. Hal ini menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu melakukan intervensi. Kajian ulang intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa bahwa sebagian besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa bisa diprediksi atau dicegah.
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan petugas (dokter/bidan/perawat) dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk mempersiapkan persalinan.
Dengan memberikan asuhan antenal yang baik akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
1.      Meningkatkan efektivitas asuhan antenatal
a.      Mempromosikan  dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
b.      Mendeteksi dan menatalaksanaka komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan.
c.       Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi.
d.      Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.
2.      Adapun antenatal care akan efektif bila meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.      Asuhan diberikan oleh petugas yang terampil dan berkesinambungan
b.      Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan memperkirakan komplikasi.
c.       Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus toksoid, suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan rokok dan lain-lain).
d.      Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita ibu hamil (HIV, sifilis, tuberkulosis, hepatitis, penyakit medis lain yang diderita (misal: hipertensi, diabetes, dan lain-lain).
3.      Asuhan antenatal secara tradisional
Seperti dalam asuhan antenatal, sebelum dikenal adanya asuhan berdasarkan evidence based, asuhan yang diberikan berdasarkan tradisional. Asuhan yang banyak berkembang saat ini sebenarnya berasal dari model yang dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini. Lebih mengarah keritual dari pada rasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan jumlah daripada terhadap unsur yang mengarah kepada tujuan yang esensial.
4.      Pentingnya deteksi penyakit dan bukan penilaian/pendekatan risiko
Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan antenatal adalah melakukan screening untuk memprediksi faktor-faktor risiko untuk memprediksi  suatu penyakit, tapi berdasarkan hasil studi di Zaire membuktikan bahwa 71 % persalinan macet tidak bisa diprediksi
5.      Asuhan antenatal yang tidak bermanfaat bahkan merugikan :
1.      Menimbang BB secara rutin
2.      Penilaian letak janin,
6.      Asuhan antenatal yang direkomendasikan :
a.      Kunjungan antenatal yang berorientasi pada tujuan petugas kesehatan terampil
b.      Persiapan kelahiran * kesiapan menghadapi kompliksi
c.       Konseling KB
d.      Pemberian ASI
e.       Tanda-tanda bahaya, HIV/AIDS
f.         Nutrisi
g.       Deteksi dan penatalaksanaan kondisi dan komplikasi yang diderita
h.       TT
i.         Zat besi dan asam folat

j.         Pada populasi tertentu, pengobatan preventif malaria, yodium dan vitamin A

Posting Komentar

0 Komentar