KONSEP DASAR PSIKOLOGI

TEORI DAN KONSEP PSIKOLOGI
PENGERTIAN
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas bahwa Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu). sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan pola pikir, yang berusaha mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia.( mengacu pada pengertian dari George A. Miller, 1974:4).
Psikologi menurut Harfiah psikologi berasal dari bahasa yunani yaitu psike (jiwa) dan logos (ilmu), jadi psikologi berarti ilmu jiwa (Davidoff. Linda L, 1988, Psikologi Pengantar, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal. 2)
Secara Etimiologi psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenainya gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya
Menurut wundt (dalam devidoff,1981), Psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness)
Menurut azhari (2004), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari penghayatan dan tingkah laku manusia yang normal, dewasa, dan berbudaya
Menurut kartini kartono ( 2004), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yg mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu,  dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya
Menurut woodworth dan marquis (1957 dalam sobur 2003) psikologi merupakan ilmu tentang aktivitas – aktivitas individu (the science the activity of the individual)
Menurut Crow & Crow, Pschycology is the study of human behavior and human relationship. (Psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain (human relationship) maupun bukan manusia: hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
Menurut Sartain, Psychology is the scientific study of the behavior of living organism,with especial attention given to human behavior. (Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).
Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981), Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan – kegiatan jiwa.
Menurut Richard Mayer (1981), Psikologi merupakan analisi mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.
Menurut Bruno (1987), Pengertian Psikologi dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidup mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.
Menurut Chaplin (1972), dalam Dictionary of psychology
Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan
Psikologi didefinisikan sebagai kajian saintifik tentang tingkahlaku dan proses mental organisme. Tiga idea penting dalam definisi ini ialah saintifik, tingkahlaku, dan proses mental. Saintifik bermakna kajian yang dilakukan dan data yang di kumpulkan mengikuti prosedur yang sistematik
Berikut pengertian menurut para ahli :
1.    Plato, Psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia 
2.    Wilhem wundt ( 1832 – 1920 ), Memberikan batasam pengertian psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari / menyelidiki pengalaman yang timbul dalam diri manusia seperti pengalaman perasaan panca indra, merasakan seuatu, berfikir dan berkehendak.
3.    Jhon Broadus Warson ( 1842 – 1910 ), Seorang ahli psikologi Amerika Serikatberpendapat bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mepelajari tingkah laku lahiriah manusia dengan menggunakan metode – metode observasi secara objektif seperti terhadap rangsangan dan jawaban yang menimbulkan tingkahlaku , psikologi bukan memepelajari kesadaran manusia.
4. Gustav Fechner, Mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan antar jasmani dan rohani manusia. Titik perhatiannya terletak pada penyelidikan tentang hubungan antara ciri – ciri rangsang yang bersifat jasmaniah dengan perasaan pancaindra yang ditimbulkannya.
5. Goerge A.Miller, Mendefinisikan psikologi sebagai ilmu psikologi dengan demikian mempunyai obyek pembahasan yang berupa pengetahuan tentang mental manusia, mental atau jiwa manusia  secara luas. Obyek psikologi telah begitu luas sehingga meliputi segala makhluk hidup dengan berbagai tingkat usia dan kondisi serta lapisan hidup kejiwaannya.
6.  Floyed L.Rich, Bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang proses penyusaian diri manusia yang berupa tingkahlaku yang berusaha memenuhi kebutuhan baik biologis maupun kebutuhan hidup sosialnya.
7.  illmore H. Sanford, Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang melakukan studi tentang proses selama hidup manusia.
8. Percial M. Symonds, Berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang tidak hanya membahas tentang pengalaman manusia saja, juga tidak mempelajari tentang jiwa serta tingkahlaku manusia sja, akan tetapi ia mempelajari tentang pengalaman , kegiatan rohaniah dan tingkah laku dalam hubungan nya dengan sikap responsive serta penyesuaian dirinya terhadap lingkungan sekitarnya.
9.  Hubert Bonner, Menyimpulkan bahwa psikologi social adalah studi ilmiah tentang tingkah laku manusia. Psikologi merupakan pengetahuan yang diperoleh pendekatan ilmiah, merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian – penelitian ilmiah.

SEJARAH PSIKOLOGI
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Sejak manusia dikenal sebagai makhluk homo sapiens (10.000 thn yg lalu) diyakini sudah selalu berusaha untuk memahami dirinya sendiri. Psikologi sendiri sebenarnya telah dikenal sejak jaman Aristoteles (322 – 384 SM) adalah seorang ahli filsafat dari yunani yang disebut bapak psikologi sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup ( levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Psikologi lahir pada abad ke 19, para fisiologi baru saja menemukan metode untuk meneliti otak, saraf, serta alat indra. Sejarah Psikologi bahkan ilmu pengetahuan yang kita kenal kebanyakan berpusat dari perkembangan awal sejarah eropa dari masa yunani, romawi hingga akhir abad 19 yang kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia.
Pendekatan dan orientasi ilmu dalam dunia psikologi bermula dari filsafat masa Yunani, yaitu masa transisi dari pola pikir animisime ke natural science, yaitu pengetahuan bersumber dari alam. Pada masa ini perilaku manusia berusaha diterangkan melalui prinsip-prinsip alam atau prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam
Gustav frechner (1801 – 1887) menyatakan serta memperlihatkan bahwa metode ilmiah dapat digunakan untuk meneliti proses mental, Pada awal tahun 1850-an frechner merasa tertarik untuk mempelajari hubungan yang terjadi antara rangsangan fisik dan pengindraan. Pada tahun 1860, karya utama dari frechner diterbitkan dg judul “Element Of Psychophysics” menjelaskan bahwa prosedur eksperimental dan matematik dapat dipergunakan untuk mempelajari daya pikir manusia. 20 tahun kemudian seorang ahli fisiologi jerman bernama Wilhelm Wundt, menemukan satu disiplin ilmu yang dikenal sebagai psikologi
Pada zaman itu, pembahasan tentang jiwa benmar – benar dipisahkan dari pengetahuan tentang ragu. Jiwa di percayai memiliki daya – daya tertentu yang bekerja sendiri tanpa ada hubungan dengan raga. Oleh karena itu, sejarah sejarah perkembangan psikologi harus dimulai bagaimana psikologi lepas dari filsafat dan menjadi sebuah sains yang otonom, dengan memperhatikan bagaimana para filsuf berrefleksi tentang hakikat jiwa terlebih dahulu. Pemikiran para ahli yang mungkin mempunyai pandangan berbeda akan memacu perkembangan psikologi.
1.    Psikologi Plato ( 429 – 347 )
Ajaran pokok plato terletak pada gagasannya tentang “ alam ide ”. tentang “ jiwa ”, plato menyebutnya sebagai sesuatu yang bersifat immaterial. Ini karena sebelum masuk ke tubuh kita, jiwa sudah ada terlebih dahul di alam prasensoris. Hal ini di kenal sebagai praeksistensi jiwa dari plato. Jadi menurut plato, jiwa menempati dua dunia, yaitu dunia sensoris ( pengindraan ) dan dunia ide ( yang sifat aslinya adalah berpikir ). Plato membagi jiwa sebagai memiliki dua alam. Pertama, alam ide dimana jiwa dipercayai memiliki praeksistensi dan bersifat abadi. Disini jiwa masih sedemikian bebas tidak terikat oleh hasrat badaniah. Kedua, alam keindraan atau jiwa badaniah. Oleh karena jiwa itu terikat pada badan maka ia dapat mengenal benda yang berubah melalui panca indera. Dalam hal ini Plato membagi tiga “bagian jiwa” yang di lokasikan dalam badan yang akrab,disebut dengan “Trikotomi Plato”, yakni akal (kecerdasan,logika) bertempat dalam kepala,kemauan bertempat dalam dada (Thumetion) yaitu keberanian dan nafsu perasaan bertempat dalam perut ( abdomen). Dari Trikotomi Plato tersebut kita menemukan sebuah klesifikasi sifat-sifat kejiwaan manusia sesuai dengan kelas yang disandangnya. Bagi mereka yang bekerja dengan akal maka sifat yang harus dikembangka adalah sifat-sifat bijaksana. Sedangkan mereka yang banyak mengembangkan sisi kemauan dan nafsu, maka mereka harus mempelajari dan mengembangkan keberanian dan proses pengendalian diri.
2.    Psikologi Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah murid dari Plato tetapi secara keseluruhan cara pemikirannya berbeda da bahkan berlawanan dengan Plato termasuk pemikirannya mengenai jiwa. Secara umum, Aristoteles disebut sebagai orang yang berpandangan Teleologis, yaitu pandangan bahwa setiap benda dan kejadian selalu bergerak dan memiliki tujuan tertentu, berubah dari suatu keadaan yang kurang sempurna menuju ke keadaan yang lebih sempurna. Karya-karya Aristoteles dibidang psikologi adalah De Anima (tentang sifat-sifat dasar jiwa) dan Parra Naturalia (Esai-esai mengenai beberapa topik seperti sensasi, presepsi,tidur, dan mimpi). Menurut Aristoteles, jiwa disebut sebagai De Anima yang terbagi dalam tiga macam jenis berikut ini:
a.      Anima Vegetativa, yaitu anima yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk makan,minum, dan berkembang biak.
b.      Anima Sensitiva, yaitu anima yang terdapat pada hewan. Anima ini memiliki kemampuan seperti anima vegetativa, disamping juga kemampuan untuk berpindah tempat, mempunyai nafsu, dapat mengamati, mengingat, dan merasa.
c.       Anima intelektiva, yaitu anima yang terdapat dalam diri manusia. Selain memiliki kemampuan seperti anima sensitiva juga mempunyai kemampuan berpikir dan berkemauan ber    pikir dan berkemauan.
3.    Psikologi Rene Descrates  ( 1596 – 1650 M )
Menurut Descrates, manusiab terdiri atas dua macam zat yang berbeda secara hakiki. Pertama, res cogitas ( recignitas ) atau zat yang dapat berpikir , di mana zat tersebut bebas, tidak terikat pada hukum – hukum alam, dan bersifat rohaniah. Kedua, res extensa atau zat yang mempunyai luas, yaitu zat materi, tidak bebas, terikat, dan di kuasai oleh hukum – hukum alam. Jiwa manusia terdiri atas zat roh, sedangkan badannya terdiri atas zat materi. Kedua zat itu berbeda dan terpisah kehidupannya, serta dihubungkan antara yang satu dengan yang lain melalui sebuah kelenjar dalam otak.  Jiwa manusia berpokok pada kesadaran manusia atau pikirannya yang bebas, sedangkan raganya tunduk pada hukm – hukum alamiah dan terikat pada nafsu – nafsunya.
Bagi Descrates, pengetahuan yang sebenarnyahanya dapat di capai melalui pikiran, bukan berdasarkan pengalaman atau bertumpu pada kemampuan pancaindra ia memiliki semboyan yang terkenal yaitu : cogito ergo sum  yang artinya  saya perpikir, maka saya ada. Dengan semboyan tersebut, ia yakin bahwa berpikir, merernung, atau berefleksi merupakan satu – satunya cara yang dapat menuntut pada perolehan pengetahuan yang benar dan tidak meragukan .
4.    Psikologi John Locke ( 1632 – 1704 )
John Locke banyak disebut – sebut sebagai seorang realis fisik dan bersama Berkeley dan Hume di pandang sebagai tiga mpiris inggris terkemuka. Beberapa tema sntral Locke dalam epistemologi yang menjadi pusat dan poros konsep – konsep, seperti tabula rasa, tidak ada ide bawaan, sensasi dan refleksi ; kualitas primer dan sekunder; eksintensi hal – hal; substansi dan materi yang nyata, serta objektif terlepas dari kesadaran.  Dalam konsep tabula rasa, Locke menyatakan bahwa semua pengetahuan, tanggapan, dan perasaan jiwa manusia di peroleh karena pengalaman melalui alat – alat indranya. Pada waktu manusia dilahirkan jiwanya kosong bagaikan sehelai kertas putih yang tidak tertulisi. Segala – galanya yang tertulis pada helai kertas kosong tadi adalah pengalaman – pengalaman sedari kecil melalui alat panca indranya. Semua pergolakan jiwanya akan tersusun oleh pengalamannya. Beberapa hal penting tentang konsep Locke antara lain  sebagai berikut :
a.       Pikiran sebelum lahir ( pengalaman tertentu ) seperti sebuah lembaran ( batu tulis atau selembar kertas putih ) yang kosong.
b.      Melalui rangsangan dari dunia luar, sensasi – sensasi ( ide – ide sederhana )tercatat pada lembaran tersebut.
c.       Aktifitas seperti itu merupakan sumber dan dasar seluruh pengetahua dan pemikiran.
d.      Tidak ada ide ide atau prinsip – prinsip bawaan sejak lahir.
e.       Pikiran adalah sebuah empitas pasif, sebuah wadah yang dapat menerima rangsangan, sensasi, ide, pengetahuan, tetapi tidak bisa mengkreasinya sendiri.
5.    Psikologi di Indonesia
Keberadaan psikologi di Indonesia di mulai pada tahun 1952. Walaupun memiliki sejarah yang jauh lebih pendek daripada keberadaan psikologi di negara -  negara barat, namun kebutuhan akan adanya psikologi di indonesia sama besar dengan negara – negara barat lainnya.sebagai negara berkembang, psikologi di indonesia di butuhkan dalam bidang kesehatan, bisnis, pendidikan, politik, permasalahan sosial dan lain – lain. Seperti psikologi di barat yang memiliki sejarah yang rumit, begitu pula psikologi di indonesia. Tetapi psikologi di barat tidak selalu dapat di terapkan di indonesia, bahkan psikologi yang ada di indonesia belum tentu dapat berlaku pada etnik lainnya. Misalnya standard IQ dari Wescsler – Bellevue yang berlaku di negara – negara barat tidak berlaku di indonesia. Lebih lanjut lagi, standar yang berlaku bagi golongan etnik atau kelas sosial tertentu di indonesia belum tentu berlaku bagi golongan etnik lainnya. Selain berbagai alasan diatas , indonesia juga menghadapi yang dihadapi oleh psikologi dibarat. Asal – usul yang sangat luas, definisi yang bervariasi, teori dan metodologi yang saling bertentangan dan aplikasi yang sangat luas dan beragam adalah masalah – masalah yang juga di hadapi oleh para psikologi di indonesia, guru, staf pengajar, dan praktisi yang berbeda menggunakan pendekatan, teori, dan metodologi yang berbeda pula dalam melihat dalam suatu masalah yang sama. Hal ini menimbulkan kebingungan pada masyarakat awam di mana masyarakat di indonesia belum dapat menerima psikologi sebagai suatu yang liberal, yang dapat melihat suatudar berbagai sudut pandang seperti halnya di negara – negara barat, masyarakat di indonesia masih cenderung mengharapkan psikologi sebagai suatu ilmu pasti yang dapat memberikan jawaban dan penyelesaian yang pasti bagi penyelesaian masalah seperti misalnya ilmu kedokteran.

MACAM – MACAM TEORI PSIKOLOGI MENURUT ALIRAN
Seiring berkembangnya psikologi di negara – negara berkembang, maka teori psikologi dikelompok menjadi beberapa aliran sesuai dengan bidang keilmuwannya, sebagai berikut :
1.     Psikoanalis (Sigmund Freud, 1856 – 1939)
Aliran psikoanalis yang dikembangkan oleh sigmund freud secara tegas memperhatikan stuktur  jiwa manusia. Fokus aliran ini adalah totalitas kepribadian manusia bukan pada bagian-bagianya yang terpisah. Menurut aliran ini, prilaku manusia dianggap sebagai hasil interaksi subsistem dalam kepribadian manusia yaitu sebagai berikut:
a.  Id, yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia, merupakan pusat insting yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan cenderung  memenuhi kebutuhanya. Bersifat egoistis tidak bermoral dan tidak mau tau dengan kenyataan. Ada dua jenis insting atau naluri, yaitu eros (naluri kehidupan untuk memepertahankan kelangsungan kehidupan individu atau spesies). Dan tanatos (naluri kematian, dorongan untuk menghancurkan yang ada pada setiap manusia dan dinyatakan dalam perkelahian, pembunuhan, perang, sadism, dsbg)
b.        Ego, berfungsi menjembatani tuntunan Id dengan realitas di dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntunan yang rasional dan realistis.egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud rasional. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle).
c.         Super-ego, yaitu unsur yang menjadi polisi kepribadian, mewakili sesuatu yang normatif atai ideal, super-ego disebut juga sebagai hati nurani, merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultur masyarakat. Super ego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak berlainan dibawah alam sadar.
2.   Behaviorisme (John B. Wadson, 1878 – 1958)
Behaviorisme merupakan sebuah aliran dalam psikolog yang dikembangkan oleh John B. Wadson pada tahun 1913 dan digerakkkan oleh Burhus Frederick Skiner. Aliran behaviorisme lahir sebagai reaksi aliran intropeksionisme (menganalisis jiwa manusia aberdsasarkan laporan-laporan subjective) dan juga aliran psikoanalisis (berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Aliran behaviorisme hanya menganalisis prilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori dari aliran ini dikenal dengan terori belajar, karena menurut mereka seluruh prilaku manusia adalah hasil belajar. Asumsi dasar dar aliran ini adalah seluruh perilaku manusia merupakan hasil belajar, artinya perubahan perilaku organisme sebagai akibat pengaruh lingkungan
Aliran behaviorisme mempersoalkan bagaimana perilaku manusia dikendalikan oleh faktor- faktor lingkungan. Walaupun demikian asumsi yang digunakan oleh aliran behaviorisme bnyak menentukan perkembangan psikologi.
3.   Psikologi kogniti
Aliran ini mulai berkembang pada awal tahun 1970-an ketika psikologi sosial berkembang  kaearah paradigma baru dimana manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk pasif yang digrkkan oleh lingkunganya tetapi makhluk yang paham dan berpikir tentang lingkungan (homo sapiens) aliran ini mamunculkan teori rasionalitas dan mengembalikan unsur  jiwa ke dalam kesatuan dalam diri manusia. Asumsi yang digunakan adalah manusia bersifat aktif yang menafsirkan stimulus secara tidak otomatis bahkan mendistorsi lingkungan.
Jadi manusialah yang menetukan stimulus. Salah satu nama yang muncul dari aliran ini yaitu Kurt Lewin dan dikenal dengan teori B = f (P.E). Brhavior (B) merupakan hasil interaksi (fungsi-f) antara person (P) dengan enviroment (E)

4.   Psikologi Humanistik (Abraham Maslow, 1908-1970)
Dapat dipandang sebagai bapak psikologi humanistik. Manurut Maslow, manusia adalah makhluk yang kreatif, yang dikendalikan bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidak sadaran, melainkan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihanya sendiri pada tahun 1985, maslow menamakan psikologihumanistik sebagai kekuatan yang ketiga, disamping asliran behaviorisme dan psikoanalisisi sebagai kekuatan pertama dan kedua psikologi humanistik melengkapi aspek-aspek dasara dari aliran psikoanalisis dan behaviorisme dengan memasukkan aspek positif yang menentukan seperti cinta, kreatifitas, nilai atau makna, dan pertumbuhan pribadi. Psikologi humanistik banyak mengambil penganut psikoanalisis neofreudian. Asumsi dasar dari aliran ini yang membedakan dengan aliran lain adalah perhatian pada makna kehidupan, bahwa manusia bukan lah sekedar pelakon tetapi pencari makna kehidupan. Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang tercemin dalam bukunya motivationa an personality. Ia mengajukan teori tentang kebutuhan (Hierarchy of Needs). 
a.       Kebutuhan psikologis dasar : Gaji, makan, pakaian, perumahan.
b.      Kebutuhan akan rasa aman dan tentram : Lingkungan kerja yag bebas dari segala bentuk ancaman.
c.       Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi : Kesempatan yang diberikan untuk menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.
d.      Kebutuhan untuk dihargai : Pemberian penghargaan atau reward, untuk mengakui hasil karya individu.
e.       Kebutuhan untuk aktualisasi diri : Kesempatan dan kesempatan untuk merealisasikan cita- cita atau harapan individu.

Empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik adalah sebagai berikut :
a.       Memusatkan perhatian pada manusia atau pribadi yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b.      Menekankan pada kualitas-kualitas khas manusia seperti kreatifitas dan aktualisasi diri sebagai lawan dari pemikiran tentang manusia yang mekanistik dan reduksionistik.
c.       Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalamk memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d.      Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.
  
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI
Ditinjau dari segi obyeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar yaitu:
1.    Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
2.    Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan
Dalam materi kali ini tidak membahas psikologi hewan, yang aakan di bahas adalah psikologi yang berobyekkan manusia. Sampai pada waktu ini orang masih membedakan adanya psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang khusus. Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan - kegiatan atau aktifitas fisik manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal dan berbeda (berkultur), Secara garis besar, psikologi ada dua macam, yaitu :
1.      Psikologi Umum ialah psikologi meniliti dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia yang tercermin dalam perilaku pada umumnya, yang dewasa, yang nornal dan yang berkultur akan terlepas dalam hubungan dengan manusia yang lain.
2.      Psikologi khusus ialah psikologi yang meneliti dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal yanh khusus yang menyimpang dari hal—hal yang umum dibicarakan dalampsikologi khusus
Psikologi khusus ini ada bermacam-macam, antara lain:
a.      Psikologi Perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua, yang mencakup:
-          Psikologi anak (mencakup masa bayi)
-          Psikologi remaja
-          Psikologi orang dewasa
-          Psikologi orang tua
b.     Psikologi Sosial, yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.
c.      Psikologi Pendidikan, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.
d.     Psikologi Kepribadian, yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang pribadi manusia, beserta tipe-tipe kepribadian manusia.
e.      Psikopatologi, yaitu psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak normal (abnormal).
f.        Psikologi Kriminal, yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas.
g.      Psikologi Perusahaan, yaitu psikologi yang berhubungan dengan soal-soal perusahaan.
Lingkup Kerja Psikologi :
1.      Lingkungan akademik  : Sekolah dan universitas (fak kedokteran, fak psikologi, dll)
2.        Klinik : Rumah sakit, pusat kesehatan mental masyarakat (biro konsultasi psikologi)
3.        Praktek pribadi

4.        Organisasi : Instansi pemerintah dan swasta, Industri atau perusahaan

Posting Komentar

0 Komentar